MAKALAH KELOMPOK
--- PENGEMBANGAN KURIKULUM ---
(INOVASI KURIKULUM)
Untuk melengkapi salah
satu tugas mata kuliah PENGEMBANGAN KURIKULUM dengan dosen pengampu Ibu Wari Prastiti, M.pd
Disusun
Oleh :
1.
Frendi
Maulana
|
10330666
|
2.
Ayu
puspita s.
|
10330654
|
3.
Ni
Desak MD
4.
Lilis
purnama s.
|
10330677
10330698
|
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2012
KATA
PENGANTAR
Puji syukur
kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan karunia-Nyalah sehingga penyusunan
makalah ini dapat diselesaikan.
MAKALAH ini
merupakan salah satu tugas kelompok dari materi pengembangan kurikulum. Selesainya penyusunan makalah ini berkat
bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
sampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada yang terhormat
:
- Wari Prastiti, M.Pd. selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah pengembangan kurikulum yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian penyusunan makalah ini.
- Rekan-rekan semua di Kelas Pendidikan Fisika B FKIP UM Metro.
- Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada penulis, baik selama mengikuti perkuliahan maupun dalam menyelesaikan makalah ini.
Serta
kerabat-kerabat dekat dan rekan-rekan seperjuangan yang penulis banggakan.
Semoga Allah SWT, memberikan balasan atas kebaikan yang telah diberikan kepada
penulis. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena
itu, kritik dan saran yang sifatnya konstruktif sangat diharapkan oleh penulis.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang berkompeten. Amin.
Metro,Desember
2012
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................. ii
DAFTAR ISI........................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang........................................................................... 1
B.
Rumusan
masalah....................................................................... 3
C.
Metode
penulisan........................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian
Inovasi Kurikulum................................................... 4
B. Konsep dan
Inovasi Pengembangan Kurikulum....................... 6
C. Beberapa
pengembangan inovasi kurikulum diindonesia......... 8
a. Inovasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi........................... 8
b. Inovasi Kurikulum Berbasis
Masyarakat.......................... 13
c. Inovasi Kurikulum Berbasis
Keterpaduan......................... 16
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan................................................................................. 18
B.
Rekomendasi.............................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 19
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Perkembangan
pendidikan akan seiring sejalan dengan dinamika masyarakatnya, karena ciri
masyarakat selalu berkembang. Terdapat kelompok masyarakat yang berkembang
sangat cepat, tetapi ada pula yang lambat. Hal ini karena pengaruh dan
perkembangan teknologi, komunikasi dan telekomunikasi. Dalam kondisi seperti
ini perubahan-perubahan di masyarakat terjadi pada semua aspek kehidupan. Efek
perubahan di masyarakat akan berimbas pada setiap individu warga masyarakat,
pengetahuan, kecakapan, sikap, kebiasaan bahkan pola-pola kehidupan.
Mobilitas yang tinggi mempercepat
segala aspek kehidupan dan pemerataan pembangunan antara pusat dan daerah.
Komunikasi yang sangat cepat, lancar, dan akurat memudahkan seseorang
memperoleh informasi yang sangat berharga bagi kepentingan bisnis,
pemerintahan, pendidikan dan hobi. Produk yang sangat nampak terjadi proses
pembaruan, pertentangan atau konflik antara sektor budaya, sosial dan agama.
Melalui proses akulturasi , pertentangan, konflik kepentingan seharusnya dapat
dikurangi secara perlahan.
Inovasi sebagai salah satu bentuk
perubahan yang berkembang di masyarakat, inovasi terkait dengan pengambilan
keputusan yang diambil, baik menerima bahkan menolak hasil dari inovasi.
Inovasi diartikan sebagai penemuan dimaknai sebagai sesuatu yang baru bagi
seseorang atau sekelompok orang baik berupa discovery maupun invensi
untuk mencapai tujuan atau untuk memecahkan masalah tertentu. Dalam inovasi
tercakup discovery dan invensi.
Inovasi dapat menjadi positif atau
negatif apabila inovasi positif didefinisikan sebagai proses membuat perubahan
terhadap sesuatu yang telah mapan dengan memperkenalkan sesuatu yang baru yang
memberikan nilai tambah bagi pelanggan. Inovasi negatif menyebabkan pelanggan
enggan untuk memakai produk tersebut karena tidak memiliki nilai tambah,
merusak cita rasa dan kepercayaan pelanggan hilang. Proses Inovasi berkaitan
dengan bagaimana suatu inovasi itu terjadi, di sini ada unsure keputusan yang
mendasarinya, oleh karena itu proses inovasi dapat dimaknai sebagai proses
keputusan Inovasi (Innovation decision Process).
Kita selalu menggunakan kurikulum
dalam kehidupan sehari-hari. Setiap menit kita mempunyai tugas-tugas yang harus
dikerjakan dan diselesaikan. Tugas itu selalu dilakukan dengan perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi dengan harapan hasilnya memuaskan. Dalam konteks global, khususnya dalam pengembangan kurikulum secara
nasional, antar negara, kurikulum nasional yang akan dianut, kondisi sosial
ekonomi, tingkat pendidikan, budaya dan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Sehingga
inovasi kurikulum adalah suatu gagasan atau praktek kurikulum baru dengan
mengadopsi bagian-bagian yang potensial dari kurikulum tersebut dengan tujuan
untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan tertentu.
Intinya dalam inovasi kurikulum
dilakukan apabila guru benar-benar menyakini bahwa pembaharuan itu memang harus
dilakukan dan diperlukan. Dalam menyikapi suatu perubahan, setiap sekolah
dituntut berperan dalam pembaharuan tersebut sampai pada tahap implementasinya
dan menetapkan perubahan itu sesuai dengan perkembangan sekolah tersebut.
Sering terjadi sekolah menerima suatu perubahan tanpa memperhitungkan mengapa
mereka mengadopsinya, apa dampak perubahan itu bagi guru, siswa, dan masyarakat
luas. Kemudian, sekolah yang dijadikan ajang pembaharuan itu digembor-gemborkan
sebagai suatu model yang akan menjadi contoh bagi sekolah lain.
Tujuan kurikulum adalah:
1)
Memperkenalkan siswa terhadap
lingkungannya, ikut melestarikan budaya termasuk kerajinan, keterampilan yang
dinilai ekonominya tinggi di daerah tersebut.
2)
Membekali siswa kemampuan dan
keterampilan yang dapat menjadi bekal hidup dimasyarakat, seandainya mereka
tidak dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
3)
Membekali siswa agar hidup mandiri,
serta dapat membantu orang tua dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
B.
Rumusan Masalah
Dari rumusan permasalahan dan tujuan
dari inovasi dan kurikulum di atas, maka dapat dirumuskan tujuan penulisan dari
makalah ini adalah untuk:
1.
Merumuskan pengertian inovasi
kurikulum.
2. Konsep dan Inovasi Pengembangan Kurikulum
3.
Mendefinisikan karakteristik dalam
inovasi kurikulum.
4.
Merumuskan substansi perubahan
kurikulum.
5.
Menguraikan pengembangan kurikulum
berbasis masyarakat.
C.
Metode Penulisan
Dalam penyusunan
makalah ini diharapkan dapat membantu dan mempermudah pengembangan inovasi
kurikulum yang sesuai dengan substansi yang ada. Adapun metode penulisan dalam
pembuatan makalah ini adalah metode deskiptif, dimana penulis memadukan dari
beberapa rekomendasi serta literatur baik melalui situs internet maupun kajian
pustaka.
D.
Sistematika Penulisan
Dalam
penyusunan makalah ini, kami mengusung beberapa kajian seperti Pendahuluan,
kemudia kajian tema pokok seperti pengertian dari inovasi kurikulum itu sendiri
serta inovasi kurikulum berbasis kompetensi, inovasi kurikulum berbasis
masyarakat dan inovasi kurikulum berbasis keterpaduan, disertai dengan kajian
empirik saat ini, dan yang terakhir adalah kesimpulan. Inti dari salah satu sub
tema di atas adalah sikap terhadap sebuah perubahan dalam kurikulum di setiap
jenjang dan jalur pendidikan. Tidak setiap sekolah dapat menerima perubahan
kurikulum yang dilakukan oleh sekolah lain, sebuah inovasi kurikulum dapat
dilakukan sesuai sekolah atau jenjang tertentu, tidak berarti bahwa sebuah
inovasi dapat dilakukan setara dengan sesuatu yang diharapkan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Inovasi Kurikulum
Inovasi
dilakukan apabila guru benar-benar menyakini bahwa pembaharuan itu memang harus
dilakukan dan diperlukan. Berbicara mengenai inovasi (pembaharuan) mengingatkan
kita pada istilah invention dan discovery. Invention adalah penemuan sesuatu
yang benar-benar baru artinya hasil karya manuasia. Discovery adalah penemuan
sesuatu (benda yang sebenarnya telah ada sebelumnya).
Dengan demikian, inovasi dapat
diartikan usaha menemukan benda yang baru dengan jalan melakukan kegiatan
(usaha) invention dan discovery. Dalam kaitan ini Ibrahim (1989) mengatakan
bahwa inovasi adalah penemuan yang dapat berupa sesuatu ide, barang, kejadian,
metode yang diamati sebagai sesuatu hal yang baru bagi seseorang atau
sekelompok orang (masyarakat). Inovasi adalah an idea, practice or object
thatperceived as new by an individual or other unit of adoption. Menurut Prof.
Azis Inovasi berarti mengintrodusir suatu gagasan maupun teknologi baru,
inovasi merupakan genus dari change yang berarti perubahan. Inovasi dapat
berupa ide, proses dan produk dalam berbagai bidang.
Inovasi yang berbentuk metode dapat
berdampak pada perbaikan, meningkatkan kualitas pendidikan serta sebagai alat
atau cara baru dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam kegiatan
pendidikan. Dengan demikian metode baru atau cara baru dalam melaksanakan
metode yang ada seperti dalam proses pembelajaran dapat menjadi suatu upaya meningkatkan
efektivitas pembelajaran.
Sementara itu inovasi dalam
teknologi juga perlu diperhatikan mengingat banyak hasil-hasil teknologi yang
dapat dipergunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, seperti
penggunaannya untuk teknologi pembelajaran, prosedur supervise serta
pengelolaan informasi pendidikan yang dapat meningkatkan efisiensi pelaksanaan
pendidikan. Inovasi dapat berupa hasil dari invention atau discovery. Inovasi
dilakukan dengan tujuan tertentu atau untuk memecahkan masalah (Subandiyah,
1992:80).
Sehingga inovasi kurikulum adalah
suatu gagasan atau praktek kurikulum baru dengan mengadopsi bagian-bagian yang
potensial dari kurikulum tersebut dengan tujuan untuk memecahkan masalah atau
mencapai tujuan tertentu. Inovasi
sendiri terkait dengan pengambilan keputusan yang diambil, baik menerima bahkan
menolak hasil dari inovasi.
Ibrahim
(1988: 71-73) menyebutkan bahwa tipe keputusan inovasi pendidikan termasuk
didalamnya inovasi kurikulum dapat dibedakan menjadi empat, yaitu:
1.
Keputusan inovasi pendidikan
opsional, yang mana pemilihan menerima atau menolak inovasi berdasarkan
keputusan yang ditentukan oleh individu secara mandiri tanpa tergantung atau
terpengaruh dorongan anggota sosial lain;
2.
Keputusan inovasi pendidikan
kolektif, yang mana pemilihan menerima dan menolak inovasi berdasarkan
keputusan yang dibuat secara bersama atas kesepakatan antar anggota sistem
sosial;
3.
Keputusan inovasi pendidikan
otoritas, yang mana pemilihan untuk menerima dan menolak inovasi yang dibuat
oleh seseorang atau sekelompok orang yang mempunyai kedudukan, status, wewenang
dan kemapuan yang lebih tinggi daripada anggota lain dalam sistem sosial;
4.
Keputusan inovasi pendidikan
kontingen, yang mana pemilihan untuk menerima atau menolak keputusan inovasi
pendidikan baru dapat dilakukan setelah ada keputusan yang mendahuluinya.
Kita selalu
menggunakan kurikulum dalam kehidupan sehari-hari. Setiap menit kita mempunyai
tugas-tugas yang harus dikerjakan dan diselesaikan. Tugas itu selalu dilakukan
dengan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dengan harapan hasilnya
memuaskan.
Salah satu usaha yang amat besar
dalam memperbaharui kurikulum terjadi pada kurun waktu tahun enam puluhan
(1960-an), khususnya setelah peluncuran pesawat sputnik Uni Sovyet. Amerika
Serikat sangat tertantang dan yang pertama dibenahi dan disempurnakan adalah
kurikulum persekolahannya. Saat itulah disebut era pembaharuan kurikulum. Pembaharuan kurikulum mencakup
semua aspek kurikulum, seperti mata perlajaran, isi atau konten, proses
belajar mengajar, metode, pengelolaan waktu yang lebih baik, dan perolehan hasil
belajar siswa. tentu yang lebih baik.
Dalam menyikapi suatu perubahan,
setiap sekolah dituntut berperan dalam pembaharuan tersebut sampai pada tahap
implementasinya dan menetapkan perubahan itu sesuai dengan perkembangan sekolah
tersebut. Sering terjadi sekolah menerima suatu perubahan tanpa memperhitungkan
mengapa mereka mengadopsinya, apa dampak perubahan itu bagi guru, siswa, dan
masyarakat luas. Kemudian, sekolah yang dijadikan ajang pembaharuan itu
digembor-gemborkan sebagai suatu model yang akan menjadi contoh bagi sekolah
lain. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk memastikan apakah satu
sekolah perlu melakukan suatu perubahan.
B.
Konsep dan Inovasi
Pengembangan Kurikulum
Beberapa
faktor yang dijadikan landasan dalam merencanakan kurikulum yaitu:
1.
pertama asas filosofis yang
berkenaan dengan sistem nilai, pandangan, dan norma suatu masalah.
2.
Kedua, asas psikologis yang
berkenaan dengan cara belajar siswa dan factor yang menghambat.
3.
Ketiga, asas sosiologis berkenaan
dengan penyampaian kurikulum dalam masyarakat, apakah sudah sesuai atau belum
terhadat tuntutan masyarakat.
4.
Terakhir, asas organisasi berkenaan
dengan bentuk penyajian bahan pelajaran.
Hal yang
perlu diperhatikan sebagai prinsip pengembangan kurikulum yaitu pertama prinsip relevansi dan pemecahan
masalah yaitu disusun sesuai kebutuhan hidup siswa, sehingga berguna nantinya. Kedua, prinsip efektivitas dan motif
yaitu dijadikan pendorong agar tercapai kurikulum tersebut. Ketiga, prinsip efisiensi dan latar
yaitu memanfaatkan segala sesuatu yang ada. Keempat, prinsip kontinyuitas yaitu materi disampaikan dari dari
tingkat dasar kemudian berkembang ke tingkat yang lebih tinggi. Kelima, prinsip fleksibilitas dan
perbedaan individu yaitu kemungkinan siswa berkembang untuk memiliki alternatif
lain untuk dapat melayani perbedaan individu. keenam, prinsip belajar sambil bekerja yaitu dimana individu
mengalami langsung apa yang dia pelajari. Terakhir,
prinsip menemukan bertujuan agar siswa dapat menemukan fakta dari apa yang dia
pelajari.
Untuk mewujudkan pengajaran perlu
dilakukan pengembangan. Di tingkat nasional, kurikulum dikembangkan dengan
sistem sentralisasi. Tingkat daerah, perlu dikembangkan kurikulum muatan lokal.
Tingkat sekolah, meliputi pengembangan program catur wulan, mingguan, ko
kurikuler, dan ekstra kurikuler. Tingkat kelas, berupa penyusunan Satuan
Pelajaran dengan pedoman GBPP.
Masalah-masalah yang terjadi dalam
inovasi kurikulum dibedakan menjadi empat :
1.
masalah relevansi pendidikan
berkaitan dengan tujuan tuntutan di era modern.
2.
masalah mutu berkaitan dengan
peningkatan aspek pendidikan demi menghasilkan lulusan yang berkualitas.
3.
masalah efisiensi yang berkaitan
dengan usaha memanfaatkan kesempatan dalam proses pendidikan.
4.
pemerataan pendidikan yaitu member
kesempatan pada mereka yang belum pernah mengenyam pendidikan dengan sistem
desentralisasi.
Dalam penyusunan kurikulum, perlu
diperhatikan struktur materi. Hubungan vertikal yakni materi pengajaran
berkaitan dengan waktu. Hubungan horizontal, yaitu materi pengajaran dalam
kelas berkaitan antara materi pelajaran lainnya. Dan, terdapat tiga kriteria
dalam struktur materi, yaitu berkesinambungan, berurutan, dan keterpaduan.
Inovasi dalam pendekatan belajar
mengajar dapat dilakukan antara lain, pertama pengalaman belajar yang merupakan
aktivitas siswa dalam menangkap dan mengembangkan materi yang disampaikan guru.
Kedua, cara belajar siswa aktif yaitu perubahan posisi siswa dari objek belajar
menjadi subjek yang belajar dengan melibatkan keaktifan mentalnya (menyukai
materi), intelektualnya (cara berpikir), dan sosialnya (mendiskusikan materi
dengan teman). Dan yang ketiga, belajar proses yaitu belajar tidak harus selalu
dihafal tetapi bagaimana proses penerimaan materi.
Guru
memerlukan inovasi dalam penyampaian materi. Sistem penyampaian dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu sistem modul dan sistem paket belajar. Sistem modul
bertujuan agar siswa dapat belajar secara mandiri dan guru sebagai pembimbing,
sehingga ada kesempatan bagi mereka yang ada di daerah terpencil. Sistem paket
belajar bertujuan agar siswa mendapat bekal keterampilan yang berguna bagi
hidupnya kelak.
Kemudian, inovasi sistem penilaian
pada evaluasi pembelajaran dibagi menjadi enam cara yaitu tes non kertas (tes
non tertulis), tes dalam kondisi wajar (penilaian secara diam-diam), tes home
tes (berupa pekerjaan rumah/ PR), performance (praktik), portofolio
(pengumpulan tugas-tugas dalam kurun waktu tertentu), rubrik (penilaian
menggunakan kriteria tertentu berdasarkan kinerja pembelajaran).
C. Beberapa pengembangan inovasi
kurikulum diindonesia
1. Inovasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi
Dikatakan
sebagai salah satu bentuk inovasi kurikulum. Kemunculannya seiring dengan
munculnya semangat reformasi pendidikan, diawali dengan munculnya kebijakan Pemerintah.
Kurikulum berbasis kompetensi dikembangkan untuk memberikan keahlian dan
keterampilan sesuai dengan standar kompetensi yang diperlukan untuk
meningkatkan daya saing dan daya jual untuk menciptakan kehidupan yang
berharkat dan bermartabat ditengah-tengah perubahan, persaingan, dan kerumitan
kehidupan sosial, ekonomi, politik dan budaya.
a.1 Pengertian Inovasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi
Kurikulum
berbasis kompetensi merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang
kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan
belajar mengajar dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dan mengembangkan
sekolah (Depdiknas, 2002).
KBK berorientasi bahwa siswa bukan
hanya memahami materi pelajarn untuk mengembangkan kemampuan intelektual saja,
melainkan bagaimana pengetahuan itu dipahaminya dapat mewarnai perilaku yang
ditampilkan dalam kehidupan nyata. Gordon (1988) menyarankan beberapa aspek
yang harus terkandung dalam kompetensi adalah: pengetahuan (knowledge), yaitu
pengetahuan untuk melakukan proses berfikir. Pemahaman (understanding), yaitu
kedalaman kognitif dan afektif yang dimiliki individu. Keterampilan (skill),
yaitu sesuatu yang dimiliki individu untuk melakukan tugas yang dibebankan.
Nilai (value), yaitu suatu standar perilaku yang telah diyakini sehingga akan
mewarnai dalam segala tindakannya. Sikap ( attitude), yaitu perasan atau reaksi
terhadap suatu rangsang yang datang dari luar, perasaan senang atau tidak
senang terhadap sesuatu masalah. Minat (interest), yaitu kecenderungan
seseorang untuk melakukan sesuatu tindakan atau perbuatan untuk mempelajari
materi pelajaran.
a.2 Karakteristik Kurikulum Berbasis Kompetensi
Dalam KBK
siswa tidak sekedar dituntut untuk memahami sejumlah konsep, akan tetapi
bagaimana konsep yang dipelajari berdampak pada perilaku dan pola pikir dan
bertindak sehari-hari. Dan dalam KBK pun menghargai bahwa setiap siswa memiliki
kemampuan, minat dan bakat yang berbeda sehingga diberikan peluang kepada
siswa tersebut untuk belajar sesuai dengan keberagaman dan kecepatan
masing-masing. Oleh karena itu dalam KBK, proses pembelajaran harus didesain
agar dapat melayani setiap keberagaman tersebut.
Karakteristik Utama KBK sebagai
sebuah Kurikulum:
- KBK memuat sejumlah kompetensi dasar sebagai kemampuan standar minimal yang harus dikuasai dan dicapai siswa.
- Implementasi pembelajaran dalam KBK menekankan pada proses pengalaman dengan memperhatikan keberagaman setiap individu.
- Evaluasi dalam KBK menekankan pada evaluasi dan proses belajar.
Depdiknas (2002) mengemukakan
karakteristik KBK secara lebih rinci, yaitu:
- Menekankan pada ketercapaian kompetensi baik secara individual maupun klasikal, artinya isi KBK intinyasejumlah kompetensi yang harus dicapai siswa, dan kompetensi inilah sebagai standar minimal atau kemampuan dasar.
- Berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman, artinya keberhasilan pencapaian kompetensi adasar diukur oleh indikator hasil belajar. Indikator inilah yang dijadikan acuan kompetensi yang diharapkan. Proses pencapaian tentu saja bergantung pada kemampuan dan kecepatan yang berbeda setiap siswa.
- Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi sesuai dengan keberagaman siswa.
- Sumber belajar bukan hanya untuk guru, tetapi sumber belajar lain yang memenuhi unsur edukatif, artinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi. Guru berperan sebagai fasilitator untuk mempermudah siswa belajar dari berbagai macam sumber belajar.
- Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi. KBK menempatkan hasil dan proses belajar sebagai dua sisi yang sama pentingnya.
Setelah memahami karakteristik KBK,
maka sebenarnya apa yang ingin dicapai oleh KBK adalah mengembangkan peserta
didik untuk menghadapi perannya di masa mendatang dengan cara mengembangkan
sejumlah kecakapan hidup. Kecakapan hidup merupakan kecakapan yang harus
dimiliki seseorang untuk terbiasa berani menghadapi problem kehidupan secara
wajar kemudian secara kreatif mencari solusi untuk mengatasinya.
a.3 Pengembangan Kurikulum
Pengembangan
kurikulum adalah suatu proses kompleks dan melibatkan berbagai faktor terkait.
Pengembangan KBK memfokuskan kepada kompetensi tertentu berupa paduan:
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat didemonstrasikan peserta didik
sebagai wujud pemahaman terhadap konsep yang dipelajarinya. penerapan KBK
memungkinkan guru menilai
hasil belajar peserta didik dalam proses pencapaian sasaran belajar yang
mencerminkan penguasaan dan pemahaman terhadap apa yang dipelajari. Karena itu
peserta didik perlu mengetahui kriteria penguasaan kompetensi yang akan
dijadikan sebagai standar penilaian hasil belajar, sehingga peserta didik dapat
mempersiapkan dirinya melalui penguasaan sejumlah kompetensi tertentu sebagai
prasyarat untuk melanjutkan ke penguasaan sejumlah kompetensi berikutnya.
Asas
Pengembangan KBK
- Asas Filisofis
Berkenaan
dengan nilai yang berlaku di masyarakat. Sistem nilai erat kaitannya dengan
arah dan tujuan yang musti tercapai. Itu sebabnya dalam KBK, filsafat sebagai
sistem nilai menjadi sumber utama dalam merumuskan tujuan dan kebijakan
pendidikan. Di Indonesia sistem nilai yang berlaku adalah Pancasila. Dengan
demikian isi KBK yang disusun harus memuat dan mencerminkan tentang kandungan
nilai-nilai pancasila.
2.
Asas Psikologis
Berhubungan
deng aspek kejiwaan dan perkembangan peserta didik. Secara psikologis anak
didik memiliki perbedaan baikminat, bakat maupun potensiyang dimilikinya.
Dengan demikian baik tujuan, isi maupun strategi pengembangan KBK harus
memperhatikan kondisi tahapan perkembangan dan psikologi belajar peserta didik.
3.
Asas Sosiologis
Hal ini
berdasarkan pada asumsi bahwa sekolah berfungsi untuk mempersiapkan anak didik
agar mereka dapat berperan aktif di masyarakat. Karena itu kurikulum sebagai
alat da pedoman dalam proses pendidikan di sekolah harus relevan dengan
kebutuhan dan tuntutan masyarakat.
Ketiga asas tersebut merupakan
landasan pokok KBK sebagai pedoman dan perangkat perencanaan, implementasi dan
pelaksanaan yang dibingkai oleh tiga sisi yang sama-sama penting.
Prinsip
Pengembangan KBK
Proses pengembangan KBK harus
dilakukan dengan memperhatikan prinsip pengembangan KBK sebagai berikut:
- Peningkatan keimanan, budi pekerti luhur dan penghayatan nilai-nilai budaya.
- Keseimbangan etika, logika, estetika, dan kinestetika.
- Penguatan integritas nasional.
- Perkembangan pengetahuan dan teknologi informasi.
- Pengembangan kecakapan hidup yang meliputi keterampilan diri, keterampilan berpikir rasional, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional.
- Pilar pendidikan.
- Komprehensif dan berkesinambungan.
- Belajar sepanjang hayat.
- Diversifikasi kurikulum.
Implikasi
KBK terhadap Pengembangan Aspek Pembelajaran
Pengembangan Rancangan Pembelajaran
Kegiatan
pembelajaran dalam KBK diarahkan untuk menggali dan mengembangkan potensi yang
dimiliki anak didik. Oleh karena itu, proses pembelajaran harus berorientasi
pada siswa sebagai subjek bukan sebagai objek pembelajaran.
Untuk itu
ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merancang kegiatan pembelajaran,
diantaranya:
- Rancangan kegiatan pembelajaran hendaknya memberikan peluang bagi siswa untuk mencari, mengolah, menemukan sendiri pengetahuan. Kegiatan pembelajaran hendaknya dirancang agar siswa dapat mengembangkan keterampilan dasar mata pelajaran yang bersangkutan.
- Rancangan pembelajarn harus disesuaikan dengan ragam sumber belajar dan sarana pembelajarn yang tersedia.
- Pembelajarn harus dirancang dengan mengordinasikan berbagai pendekatan belajar.
- Pembelajaran harus dapat memberikan pelayanan terhadap kebutuhan individual siswa seperti bakat, minat, kemampuan, latar belakang sosial ekonomi.
- Pengembangan Proses Pembelajaran
KBK sebagai sebuah kurikulum yang
menekankan kepada pencapaian kompetensi, memiliki implikasi terhadap proses
pembelajaran yang musti dilakukan guru dan siswa. Konteks pembelajaran yang
diinginkan KBK, guru bertindak dan berusaha menyediakan waktu dan tempat agar
siswa belajar. Proses pembelajarn tidak hanya diarahkan semata-mata agar siswa
mampu menguasai sejumlah materi pembelajaran akan tetapi pembelajaran lebih
diarahkan kepada penguasaan kompetensi tertentu sesuai dengan kurikulum.
Pengembangan Evaluasi
Evaluasi
merupakan proses memberikan pertimbangan mengenai nilai dan arti sesuatu yang
dipertimbangkan seperti orang, benda, kegiatan, keadaan kesatuan tertentu.
Karakteristik evaluasi meliputi, pertama evaluasi merupakan suatu proses atau
tindakan, kedua proses tersebut dilakukan untuk memberi makna atau nilai.
Evaluasi suatu proses, evaluasi terdiri dari pengumpulan data dan informasi
tentang pencapaian hasil belajar siswa dan pembuatan keputusan tentang hasil
belajar siswa berdasarkan informasi yang telah diperoleh. Sebagai bentuk
kurikulum yang menghendaki ketercapaian kompetensi, aspek alat dan bentuk
penilaian harus dilakukan seimbang baik tes maupun non tes sesuai dengan fungsi
evaluasi sebagai fungsi formatif maupun sumatif. Kedua fungsi evaluasi ini
sangat penting artinya sebagai jawaban penerapan diberlakukannya KBK.
2. Inovasi Kurikulum Berbasis Mayarakat
Perkembangan
pendidikan anak sejalan dengan dinamika masyarakatnya, karena ciri masyarakat
selalu berkembang. Ada kelompok masyarakat yang berkembang sangat cepat, tetapi
ada pula yang lambat. Hal ini karena pengaruh dari perkembangan teknologi,
komunikasi dan telekomunikasi. Dalam kondisi seperti ini perubahan-perubahan di
masyarakat terjadi pada semua aspek kehidupan. Efek perubahan di masyarakat
akan berimbas pada setiap individu warga masyarakat, pengetahuan, kecakapan,
sikap, kebiasaan bahkan pola-pola kehidupan.
Pengertian
Kurikulum Berbasis Masyarakat
Kurikulum
berbasis masyarakat yang bahan dan objek kajiannya kebijakan dan ketetapan yang
dilakukan di daerah, disesuaikan dengan kondisi lingkungan alam, sosial, ekonomi,
budaya dan disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan daerah yang perlu
dipelajari oleh siswa di daerah tersebut. Bagi siswa berguna untuk memberikan
kemungkinan dan kebiasaan untuk akrab dengan lingkungan dimana mereka tinggal.
Kemungkinan lain mencegah dari keterasingan lingkungan, terbiasa dengan budaya
dan adat istiadat setempat dan berusaha mencintai lingkungan hidup, sehingga
sebutan kurikulum ini disebut kurikulum berbasis wilayah.
Tujuan:
- Memperkenalkan siswa terhadap lingkungannya, ikut melestarikan budaya termasuk kerajinan, keterampilan yang nilai ekonominya tinggi di daerah tersebut.
- Membekali siswa kemampuan dan keterampilan yang dapat menjadi bekal hidup mereka di masyarakat, seandainya mereka tidak dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
- Membekali siswa agar bisa hidup mandiri, serta dapat membantu orang tua dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kurikulum berbasis masyarakat
memiliki beberapa keuntungan antara lain: pertama, kurikulum sesuai dengan
kebutuhan dan perkembangan masyarakat setempat. Kedua, kurikulum sesuai
dengan tingkat dan kemampuan sekolah, baik kemampuan finansial, profesional
maupun manajerial. Ketiga, disusun oleh guru-guru sendiri dengan demikian sangat
memudahkan dalam pelaksanaannya. Keempat, ada motivasi kepada sekolah
khusus kepala sekolah dan guru kelas untuk mengembangkan diri, mencari dan
menciptakan kurikulum yang sebaik-baiknya, dengan demikian akan terjadi semacam
kompetisi dalam pengembangan kurikulum.
Karakteristik
Kurikulum Berbasis Masyarakat
Model
pengajaran yang berpusat pada masyarakat adalah suatu bentuk kurikulum yang
memadukan antara sekolah dan masyarakat dengan cara membawa sekolah ke dalam
masyarakat atau membawa masyarakat ke dalam sekolah guna mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.
Karakteristik pembelajaran pada
kurikulum berbasis masyarakat:
a.
Pembelajaran berorientasi pada
masyarakat, di masyarakat dengan kegiatan belajar bersumber pada buku teks.
b.
Disiplin kelas berdasarkan
tanggungjawab bersama bukan berdasarkan paksaan atau kebebasan.
c.
Metode mengajar terutama
dititikberatkan pada pemecahan masalah untuk memenuhi kebutuhan perorangan dan
kebutuhan sosial atau kelompok.
d.
Bentuk hubungan atau kerjasama
sekolah dan masyarakat adalah mempelajari sumber-sumber masyarakat, menggunakan
sumber-sumber tersebut, dan memperbaiki masyarakat tersebut.
e.
Strategi pembelajaran meliputi
karyawisata, manusia(nara sumber), survei masyarakat, berkemah, kerja lapangan,
pengabdian masyarakat, KKN, proyek perbaikan masyarakat dan sekolah pusat
masyarakat.
Kegiatan siswa dan guru
Kegiatan siswa, mustinya
mempertimbangkan pemberian peluang bagi siswa untuk mencari, mengolah dan
menemukan sendiri pengetahuan, di bawah bimbingan guru. Dan materi
pembelajarnnya pun harus dapat memberikan pembekalan kemampuan atau kecakapan
kepada peserta didik dan mempunyai serta dapat hidup mandiri dengan menggunakan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang telah dipelajari.
Guru dalam kurikulum berbasis
masyarakat berperans sebagai fasilitator, sumber belajar, pembina, konsultan,
sebagai mitra kerja yang memfasilitasi siswa dalam pembelajaran. Sehingga
menghasilkan lulusan yang memiliki karakter, kecakapan, dan keterampilan yang
kuat untuk dignakan dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan
sosial budaya dan alam sekitar.
Penilaian dalam kurikulum berbasis
pada masyarakat
Penilaian
ini dilakukan secara terpadu dengan kegiatan belajar mengajar, oleh karena itu
disebut penilaian berbasis kelas (PBK). PBK ini dilakukan dengan mengumpulkan
kerja siswa (fortofolio), hasil karya (penugasan), kinerja, dan tes tertulis.
Guru menilai kompetensi dan hasil belajar siswa berdasarkan tingkat pencapaian
prestasi siswa selama dan setelah kegiatan belajar mengajar. Semua sumber di
masyarakat sebagai laboratorium untuk praktik sesuai kepentingan pembelajaran
siswa. Masyarakat secara keseluruhan memiliki berbagai dimensi seperti:
keluarga, teknologi, ekonomi, politik, budaya, sosial dan kehidupan lainnya.
Pengembangan
Kurikulum Berbasis Masyarakat
Komponen-komponen kurikulum berbasis
masyarakat:
- Tujuan dan filsafat pendidikan dan psikologi belajar.
- Analisis kebutuhan masyarakat sekitar termasuk kebutuhan siswa.
- Tujuan kurikulum.
- Pengorganisasian dan implementasi kurikulum.
- Tujuan pembelajaran.
- Strategi pembelajaran mencakup model-model pembelajaran.
- Teknik evaluasi (proses dan produk).
- Implementasi strategi pembelajaran.
- Penilaian dalam pembelajaran dan
- Evaluasi program kurikulum.
3. Inovasi Kurikulum Berbasis
Keterpaduan
Kurikulum
terpadu merupakan kurikulum yang memungkinkan siswa baik secara individual
maupun klasikal aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip secara
holistik bermakna dan otentik. Semuanya menekankan pada cara menyampaikan
pelajarn yang bermakna dengan melibatkan siswa dalam proses pembelajaran.
Melalui pembelajaran terpadu diharapkan para siswa memperoleh pengetahuan
secara menyeluruh dengan cara mengaitkan satu pelajaran dengan pelajaran lain.
Pengertian
Kurikulum Berhubungan dan Berisi Keterpaduan
Pendekatan
keterpaduan merupakan suatu sistem totalitas yang terdiri dari komponen yang
saling berhubungan dan berinteraksi baik antar komponen dengan komponen maupun
antar komponen dengan keseluruhan, dalam rangka mencapai tujuan yang ditentukan
sebelumnya. Dengan demikian, pendekatan sistem menitik beratkan pada keseluruhan, lalu bagian-bagian dan unsur-unsur dan interaksi
antara bagian-bagian dengan keseluruhan. Konsep keterpaduan pada hakekatnya
menunjuk pada keseluruhan, kesatuan, kebulatan, kelngkapan, kompleks, yang
ditandai oleh interaksi dan interpendensi anatar komponen-komponennya.
Ini berarti organisasi kurikulum secara terpadu, suatu bentuk kurikulum yang
meniadakan batas-batas antara berbagai mata pelajaran dan menyajikan bahan
pelajaran dalam bentuk unit atau keseluruhan.Kurikulum terpadu menyediakan
kesempatan dan kemungkinan belajar bagi para siswa.
Komponen
Kurikulum Berbasis Keterpaduan
Komponen
kurikulum berbasis keterpaduan saling berkaitan yaitu sub sistem masukan yakni
siswa, sub sistem proses yakni metode, materi dan masyarakat, sub sistem produk
yakni lulusan yang dikaitkan komponen evaluasi dan umpan balik. Masing-masing
komponen saling berkaitan, pengaruh mempengaruhi satu sama lain dalam rangka
untuk mencapai tujuan.
Komponen lulusan adalah produk
sistem kurikulum yang memenuhi harapan kuantitas yakni jumlah lulusan sesuai
dengan kebutuhan dan harapan kualitas yakni mutu lulusan ditinjau dari segi
tujuan intrinsik dan ekstrinsik.
Komponen metode terdiri dari program
pembelajarn, metode penyajian, bahan dan media pendidikan. Sedangkan komponen
materi terdiri dari fasilitas, sarana dan prasarana, perlengkapan dan biaya.
Komponen evaluasi untuk menilai keberhasilan proses kurikulum dan ketercapaian
tujuan kurikulum. Evaluasi dilaksanakan dalam bentuk evaluasi formatif dan
summatif. Komponen umpan balik berguna
untuk memberikan informasi dalam rangka umpan balik demi perbaikan sistem
kurikulum. Komponen masyarakat merupakan masukan eksternal dalam bidang sosial
dan budaya, yang berfungsi sebagai faktor penunjang dan turut mewarnai
pelaksanaan kurikulum secara keseluruhan.
Karakteristik
Kurikulum Berbasis Keterpaduan
Kurikulum
terpadu merupakan bentuk kurikulum yang meniadakan batas-batas antara berbagai
mata pelajaran dan menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unit atau
keseluruhan. Dengan demikian, kurikulum terpadu mengintegrasikan komponen mata
pelajaran sehingga batas-batas mata pelajaran tersebut sudah tidak nampak lagi,
dikarenakan telah dirumuskan dalam bentuk masalah atau unit.
Ciri-ciri bentuk organisasi
kurikulum terpadu: berdasarkan filsafat pendidikan demokrasi pancasila,
berdasarkan psikologi belajar Gestalt, berdasarkan landasan sosiologis dan
sosio kultural, berdasarkan kebutuhan, minat dan tingkat perkembangan
pertumbuhan peserta didik, ditunjang oleh semua mata pelajaran atau bidang studi
yang ada, sistem penyampainnya dengan menggunakan sistem pengajaran unit yakni
unit pengalaman dan unit mata pelajaran dan peran guru sama aktifnya dengan
peran peserta didik, bahkan peran siswa lebih menonjol dan guru cenderung
berperan sebagai pembimbing atau fasilitator.
Prosedur
Pengembangan Kurikulum Berbasis Keterpaduan
Kurikulum terpadu yang berangkat
dari bentuk rencana umum dan dilaksanakan dalam bentuk pembelajaran unit.
Rencana umum yang dimaksudkan adalah organisasi kurikulum yang berpusat pada bidang
masalah, idea, core atau thema tertentu yang dapat digunakan untuk melaksanakan
suatu pengajaran unit.
Dengan perkataan lain, resource unit
adalah unit-unit yang telah siap dibuat dan disusun secara umum, lengkap dan
luas serta merupakan reservoir bagi pengembangan pembelajaran unit.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Inovasi
Kurikulum merupakan suatu gagasan atau praktek kurikulum baru dengan mengadopsi
bagian-bagian yang potensial dari kurikulum tersebut dengan tujuan untuk
memecahkan masalah atau mencapai tujuan tertentu. Inovasi dilakukan apabila
guru benar-benar menyakini bahwa pembaharuan itu memang harus dilakukan dan
diperlukan.
Sampai saat
ini telah mengalami perubahan penyempumaan (inovasi) kurikulum mulai dari
tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Implernentasi suatu inovasi kurikulum
dimaksudkan untuk mengikuti
perkembangan jaman dan meningkatkan mutu suatu satuan pendidikan. Namun, sering
inovasi-inovasi tersebut mengalami kegagalan dan tidak pernah
diimplementasikan. Inovasi
kurikulum ini bukan hanya perubahan pemikiran, tetapi yang paling penting adalah
perubahan perilaku dalam pembelajaran. cepat atau lambatnya suatu inovasi
diterima oleh masyarakat atau sekolah tergantung pada karakteristik inovasi.
B.
REKOMENDASI
Dari beberapa kajian dalam makalah yang kami buat, kami
merekomendasikan pernyataan sebagai berikut:
- Setiap sekolah dituntut berperan dalam pembaharuan tersebut sampai pada tahap implementasinya dan menetapkan perubahan itu sesuai dengan perkembangan sekolah tersebut.
- Kompetensi harus didemonstrasikan sesuai dengan standar yang ada di lapangan kerja.
- Dinamika masyarakat yang semakin berkembang namun tetap pada koridor yang semustinya, pengetahuan dan tekhnologi berkembang, namun tidak mengurangi kebiasaan serta pola-pola kehidupan masyarakat sebelumnya.
Daftar pustaka
http://edukasi.kompasiana.com/2012/03/25/konsep-dasar-dan-inovasi-pengembangan-kurikulum-444935.html
Askum Wr Wb
ردحذفmaaf sebelumnya
dalam daftar pestakanya masih ad yg kurang
jdi mash sukar untuk mmengkaji. krna masih di perlukan untuk di Cek Up
Thanks
Wassalam Wr Wb